Sabtu, 17 Desember 2011

UMAR BIN KHOTTAB PEMIMPIN YANG PEDULI RAKYAT

Suatu ketika khalifah Umar bin Khottab  meronda, memeriksa keadaan rakyatnya. Hari setelah malam, dan dalam perjalanannya itu beliau menemukan orang yang sedang merebus batu untuk sebagai upaya mengalihkan perhatian anak-anaknya yang kelaparan. Meskipun keadaan orang itu sulit, ia merasa malu menjadi pengemis. Mengetahui ada keluarga yang kelaparan, Khalifah Umar segera kembali, kemudian datang lagi menemui keluarga tersebut dengan membawa bahan makanan secukupnya dari gudang negara (baitulmal). Demikian jarangnya orang miskin sehingga Khalifah Umar terpaksa mencarinya sendiri dan mengintipnya, sebab mereka tidak mau berterus terang mengatkan bahwa mereka berada dalam kekurangan, padahal persediaan makanan di baitulmal cukup.
Pada malam lainnya, tatkala Khalifah Umar meronda diwilayah negeri lainnya, beliau melihat sebuah perkemahan baru diluar kota. Kemah itu ternyata kemah seorang pedagang yang kemalaman, sebab siang harinya tidak terdapat kemah. Orang itu mungkin bukan orang Madinah, karena itu Khalifah segera mendekatinya. Terdengarlah suara rintihan orang kesakitan didalam kemah itu, sedangkan didepan kemah terdapat seorang laki-laki yang kelihatannya berada dalam kesulitan. Khalifah Umar segera menyapa laki-laki tersebut. Kemudian laki-laki itu mengadukan nasibnya dengan lidah yang berat dan kaku, seola-olah ia hampir putus asa. Laki-laki itu seorang pedagang di Madinah. Adapun yang berada dalam kemah itu adalah istrinya yang hendak melahirkan. Ia bingung. Bagaimana tidak? kita pun dapat membayangkan sendiri betapa susahnya bagi seorang pendatang baru di negeri yang belum dikenalnya. Ia tidak punya kawan dan kenalan, segala asing baginya, sedangkan dalam saat serba kekurangan demikian istrinya hendak melahirkan.  Setelah sampai ke kemah Khalifah Umar berpesan istrinya agar menolong istrinya laki-laki yang hendak melahirkan itu, sedangkan Khalifah Umar sendiri sibuk menyiapkan makanan, beliau memasak di dekat kemah itu. Laki-laki yang berada dalam kemasygulan mati terpaku. Ia acuh tak acuh melihat kesibukan kedua orang yang tak dikenalnya itu. 

Sebenarnya ia tak mau melihat atau mendengar apa yang sedang terjadi pada saat itu. Rupanya tidak juga tergerak hatinya untuk membantu laki-laki yang tak dikenalnya itu memasak. Akhirnya tepat pada saat makan telah siap, dari dalam kemah terdengar suara yang memberikan suatu kabar "Basysyir shahibaka bighulamin ya amirul mukminin"! ( Berilah kabar gembira bagi kawanmu itu bahwa anaknya laki-laki, wahai Amirul mukminin). Mendengar kata "Amirul mukminin" diucapkan istri Khalifah Umar, maka laki-laki itu terperanjat. Ia terserentak dari lamunannya. Ia merasa heran dan campur malu, ia baru sadar bahwa bidan yang menolong istrinya itu adalah istri Khalifah UMar, sedangkan yang memasak makanan baginya adalah Khalifah Umar. Laki-laki itu segera meminta maaf, dan dengan penuh rasa syukur dan terima kasih ia menyatakan rasa malunya. Ia meminta maaf atas ketidak tauananya dan tidak membantu khalifah memasak makanan, semua itu karena kemasygulan hatinya yang tak tertahankan. Khalifa Umar menyatakan kepada laki-laki itu bahwasanya apa yang ia perbuat itu semata-mata karena kewajiban, Memang demikian tugas seorang pemimpin. Selayaknnya ia menyibukan diri untuk kesenangan rakyatnya. Biar aku jaga malam hari, asal umat dapat menikmati tidur nyenyak dengan aman. Biar aku lapar, asal umat tidak menderita kelaparan.
Lihaf Film ini semoga berman'aat..


Umar adalah seorang khalifah yang pertama kali mendapat julukan "Amirul Mukminin"  Beliau berjasa dalam menyusun penanggalan islam pada tahun 16 hijriyah. Beliau yang menghidupkan sunah rasul bertarawih dengan berjamaah untuk laki-laki dan perempuan. Pada tahun 14 hijriyah beliau menetapkan hukum bagi para peminum dengan 80 deraan. Beliau hancurkan rumah-rumah tempat minuman keras, antara lain rumah Riwaisyid, dan mengasingkan Rabiah, si peminum arak ketanah Rum. Khalifah umar mempunyai cambuk yang dinamai orang "Dirrah" dirrah itu ditakuti orang melebihi pedang siapapun. Beliau pun berhasil mendirikan gedung terigu, kurma dan kismis serta bahan makanan lainnya untuk untuk persediaan pada musim kekurangan makanan. Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar, jalan antara Madinah dan Makkah dihubungkan dengan pos-pos tersebut memberikan bantuan seperlunya kepada orang Yahudi dan Nasrani untuk menjalankan agamanya ditempat tersebut.

Pemerintahan Khalifah Umar berlangsung hampir sepuluh tahun, selama sepuluh tahun itu beliau memimpin orang beribadah haji dan selama sepuluh tahun itu pula Khalifah Umar mengembangkan Islam ke segala penjuru sehingga berpuluh ribu mimbar dapat dikuasai Islam. Umar bin Khatab adalah sahabat terdekat Nabi dan khalifah kedua setelah Abu Bakar. Beliau dilahirkan tahun 581 M atau 12 tahun lebih muda dari Rasullulah SAW. Khalifah Umar wafat di madinah tahun 644. Khalifah Umar mempunyai fisik tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, berani, dan berdisiplin tinggi. Pada masa remajanya ia dikenal sebagai pegulat perkasa dan sering menampilkan kemampuannya didalam pesta tahunan di pasar Ukaz di Makkah. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa, mampu memperkirakan hal-hal yang akan terjadi pada masa mendatang. Tutur bahasanya haslus dan bicaranya fasih. Kelebihan-kelebihannya itu mengantarkan terpilih menjadi wakil kabilahnya. Ia selalu dipercayai sebagai utusan mewakili kabilah Quraisy dalam melakukan perundingan-perundingan dengan suku-suku lain. Keunggulan diplomasi membuatnya populer diberbagai kalangan suku Arab. Nabi SAW mengakui keunggulan-keunggulan yang dimiliki Umar, pemuda yang gagah berani, tidak mengenal takut dan gentar, mempunyai ketabahan dan kemauan keras untuk kepentingan Islam, Nabi SAW berdo'a " Ya Allah swt., kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari Amr bin Hisyam atau Umar bin Khatab". doa Nabi SAW diperkenankan Allah swt.

Umar adalah seorang pertama yang mencetuskan ide tentang perlunya dilakukan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an dalam mushaf. Ketika itu ayat-ayat Al-Qur'an tersebar di berbagai lempengan batu, pelapah kurma, tulang-tulang, dan sebagainya. Tempatnya pun berserakan ditangan para sahabat, tidak terkumpul dalam satu tempat. Pada masa Nabi SAW cukup banyak sahabat yang menghafal Al-Qur'an seluruhnya sehingga mengupulkan Al-Qur'an belum dirasa perlu. Tetapi pada masa Khalifah Abu Bakar terjadi banyak peperangan yang didalamnya banyak sahabat penghafal Al-Qur'an gugur. Dalam perang Yamamah misalnya tidak kurang dari 70 sahabat penghafal Al-Qur'an gugur. Oleh karena itu Umar Khawatir para penghafal Al-Qur'an akan habis. Dengan alasan itu ia mengusulkan kepada Abu Bakar agar segera dikumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Qur'an. Pada mulanya Abu Bakar keberatan menerima usulan Umar itu karena Nabi saw tidak pernah melakukan hal itu. Namun atas dasar Umar usulan itupun diterimanya. Abu Bakar lalu mempercayakan tugas pengumpulan itu kepada Zaid bin Sabit, penulis wahyu pada masa Rasullulah SAW. Wallahu'alam**. Sumber: Risalah Jum'at 
Jangan Lupa Komentarnya...


6 komentar:

  1. Mudah-mudahan ada pemimpin yang seperti Umar.. Amin

    BalasHapus
  2. pemimpin seperti itu,harus di bngun dari struktur pemerintah paling terkecil,,dari kepala keluarga,RT,RW,klurahan,kecamatan,bupati/walikota,gubernur,presiden..dan pemimpin setiap lembaga atau departeman.harus dicontohkan dalam setiap pelatihan kepemimpinan.jadi bukan hanya untuk pemimpin teratas,.

    BalasHapus
  3. asalamualaikum.memang kisah yang banyak memberikan hikmah insyaAllah akan bermangfaat bgi pembacanya. mudah"an bisa menginspirasi banyakk pemimpin supaya lebih peka dan amanah terhadap rakyat nya hehe........

    BalasHapus
  4. Akankah ada sosok seperti "UMAR" di zaman sekarang ini? Wallohui'alam...
    Subhaanallah... kisah yang sangat menginspirasi, luar biasa sekali... ^_^
    Mudah-mudahan bisa muncul generasi-generasi UMAR berikutnya, karena saat ini negara kita sangat merindukan sosok pemimpin yang seperti beliau. Aamiin...
    Ditunggu kisah-kisah super & menginspirasi lainnya ya..!!!
    Syukron ^_^

    BalasHapus
  5. ik sangat berharap tulisan ini bisa dibaca oleh semua pemimpin di dunia khususnya di Indonesia, mudah-mudahan saja setelah membaca kisah ini banyak para pemimpin yang menjadi sadar kembali akan tugas-tugasnya dan mendapatkan Hidayah dari Allah Swt... Aamiin... ^_^
    Pemimpin Peduli Rakyat...Yes!!!
    Pemimpin KKN...No!!! ^_^

    BalasHapus
  6. subhanallah, sulit mencari pemimpin seperti Umar bin khatab Ra di jaman ini...

    syukron katsir...

    BalasHapus